KLUNGKUNG – Gelombang ombak di Pantai Kusamba, Klungkung, semakin mengganas, menyebabkan abrasi yang menghancurkan rumah warga sudah tidak layak huni. Pemerintah melalui Badan Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida, telah merespons dengan rencana pembangunan tanggul penahan gelombang. Namun, kendala muncul karena salah satu warga keberatan alat berat melewati rumahnya.
Tanah pondasi rumah saya labil, jika alat berat melewati dan terjadi kerusakan, siapa yang bertanggung jawab?” ujar warga tersebut
Perbekel Desa Kusamba, Nengah Semadi Adnyana, menjelaskan bahwa warga mendukung pembangunan tanggul, tetapi khawatir dampaknya pada pondasi rumah mereka. BWS menawarkan dua solusi: memperbaiki akses jalan jika alat berat diizinkan lewat atau menggunakan metode sementara dengan Geo Bag.
Dari mediasi kemarin, sudah diputuskan pihak BWS akan menanggulangi kondisi kebencanaan ini dengan menggunakan Geo Bag, ” jelas Nengah Semadi.
Sementara itu, Kadek Arini, salah satu warga yang rumahnya terancam rusak, berharap penahan gelombang segera dibangun. “Kami mohon penanganan sementara agar air tidak terus masuk dan kami tidak hidup dalam ketakutan, ” ujarnya.
Abrasi yang semakin parah ini membuat warga yang lain sangat sedih, sementara penanganan dengan geo bag yang diharapkan dapat menjadi solusi sementara belum juga dimulai.
Pemerintah setempat telah memberikan bantuan berupa tempat pengungsian sementara dan sembako untuk korban terdampak.
Namun Warga berharap Pemerintah lebih serius untuk melihat kondisi yang sudah parah ini, jika dibiarkan berlarut-larut, abrasi akan membawa kerusakan lebih besar, tidak hanya pada rumah, tetapi juga pada kehidupan masyarakat di sepanjang pesisir Pantai Kusamba.(Is)